Kandungan Nutrisi Sambal Sang Makanan Favorit Sejuta Umat
SIAPA yang tidak kenal dengan sambal?. Salah satu olahan pangan yang sangat lekat dengan kuliner khas Nusantara ini identik dengan sensasi pedasnya yang menggiurkan. Hal ini menjadikan sambal sebagai makanan favorit sejuta umat. Bahkan, banyak orang yang merasa bahwa mereka wajib makan dengan sambal sebagai pendamping makanannya. Jenis sambal sangat beraneka ragam dari berbagai penjuru Nusantara. Dari Pulau Sumatera terdapat sambal ijo khas Padang, dari Pulau Jawa ada sambal terasi khas Jawa Barat, dari Pulau Bali dengan sambal matah, dari Pulau Sulawesi terdapat sambal dabu-dabu khas Manado, dan masih banyak jenis sambal lainnya. Kini, sambal banyak tersedia dengan berbagai inovasi seperti sambal yang dibungkus dalam botol, sambal beku, dan lain-lain yang semakin memudahkan orang untuk mengonsumsi sambal secara praktis. Namun, banyak orang masih belum mengetahui bahwa ternyata sambal sangat kaya akan nutrisi. Sambal sendiri umumnya berupa olahan cabai yang ditambahkan dengan rempah-rempah tertentu dengan cara diulek, ditumis, disajikan secara mentah, atau dengan cara lainnya. Cabai sebagai bahan utama dari sambal merupakan sumber vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas yang dapat merusak jaringan tubuh. Terlebih lagi, vitamin C merupakan vitamin yang sangat bermanfaat tetapi tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga harus terdapat pada makanan yang dikonsumsi setiap hari. Beberapa kandungan nutrisi cabai yang lain diantaranya adalah karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin A, vitamin B1, vitamin B6, vitamin K, natrium, kalium, magnesium, dan zat besi. Sensasi pedas dan panas dari cabai berasal dari zat capsaicin, yaitu suatu zat yang berkhasiat untuk mengurangi nyeri, meredakan radang, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi kadar kolesterol. Selain cabai, sambal juga umumnya menambahkan bawang merah dan bawang putih sebagai pemerkaya rasa. Bawang merah mengandung kalori, karbohidrat, serat, protein, air, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B9, vitamin C, kalsium, fosfor, kalium, dan lain-lain. Sedangkan, bawang putih mengandung kalori, karbohidrat, serat, protein, vitamin B6, vitamin C, kalsium, selenium, flavonoid, dan lain-lain. Kedua jenis bawang ini juga mengandung senyawa khas yaitu allicin yang terbukti bermanfaat sebagai bahan antimikroba untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Dari berbagai kandungan nutrisi tersebut, manfaat kesehatan dari bawang putih dan bawang merah diantaranya adalah dapat menurunkan kolesterol, mengontrol tekanan darah, mengaktifkan gerak lambung, menurunkan demam, mengatasi sembelit, dan mengurangi radang. Bawang merah dan bawang putih juga mengandung sulfur organik sebagai senyawa anti kanker dan berkontribusi untuk menimbulkan bau menyengat khas bawang. Tomat juga tak jarang menemani cabai dan bawang sebagai bahan pembuat sambal. Tomat mengandung banyak air dan vitamin C, bahkan lebih tinggi daripada jeruk. Kandungan gizi pada tomat yang lain diantaranya adalah serat, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B1, kalium, fosfor, zat besi, dan kalsium. Beberapa manfaat tomat untuk kesehatan adalah meningkatkan kesehatan jantung, melancarkan proses pencernaan, menurunkan kolesterol, mengurangi risiko kanker dan diabetes, serta menjaga kesehatan kulit dan mata. Tomat juga mengandung senyawa likopen sebagai pigmen pemberi warna merah pada tomat yang berkhasiat sebagai senyawa antioksidan, pencegah kanker, peningkat daya tahan tubuh, dan pencegah pembekuan darah. Selain beberapa bahan yang telah disebutkan sebelumnya, sambal juga biasanya ditambahkan dengan bumbu seperti garam dan gula yang juga memiliki manfaat untuk kesehatan, misalnya adalah untuk memelihara fungsi organ tubuh. Meski mengandung berbagai nutrisi yang dapat meningkatkan kesehatan, konsumsi sambal terlalu banyak juga bukan merupakan hal yang baik. Tak jarang, orang-orang yang mengonsumsi sambal akan merasa mulas yang disebabkan oleh meningkatnya kecepatan gerakan makanan di usus, kemudian terjadi akumulasi air yang banyak pada usus besar sehingga menyebabkan diare. Konsumsi sambal secara berlebihan juga dapat menstimulasi produksi asam lambung yang dapat menimbulkan luka pada mukosa lambung dan nyeri pada ulu hati sehingga menyebabkan penyakit gastritis dan maag. Rasa pedas dari sambal juga dapat menyebabkan luka pada lidah dan kerongkongan. Oleh karena itu, jumlah konsumsi sambal harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai manfaat sambal untuk kesehatan justru berbalik menjadi sebab penyakit akibat konsumsi yang berlebihan. Selain itu, proses pengolahan sambal juga harus menjadi perhatian agar kandungan nutrisinya tidak hilang selama pemasakan. (*) * Penulis : Nadya Citra Chairunisa, Mahasiswi Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran (Unpad).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: